Kamis, 26 April 2012

TITIP IBUKU YA ALLAH

TITIP IBUKU YA ALLAH .....

Membaca cerita dibawah sungguh mengingatku akan ibuku, karena cerita berikut hampir mirip dengan realita kehidupan ku ataupun teman2 sekalian yang mungkin selalu dimanjakan oleh ibu. sungguh aku bersyukur memiliki ibu. Dengan cerita ini semoga kita selalu memuliakan ibu kita,amin.

- - - - -- - - - - -

"Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja..."
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat.

Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang Karyawan disebuah Perusahaan
Tambang., tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.
"Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa."
pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. ketikapun Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang
fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang
kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk
bersikap kanak-kanak ..... tapi entahlah.... Niatku ingin membahagiakan malah
membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Bu, maafin aku kalau telah
menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ?"

Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana. Terbata-bata Ibu
berkata, "Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah
dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan
sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa
kalian lakukan sendiri"

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani
putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari
sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih
karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan
dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam
usiaku sekarang ?
Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya pada
Ibu.
Ibu menjawab
"Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian
tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan.
Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu.
Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu.

Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu
kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan
di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap
"Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan
kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu."
Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita
karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk "cuti" dari
pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku
seorang yang idealis,


Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang
ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari Ibu bangun
dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan
sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi...

Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah
membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?

"Nak... bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. "
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat
mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan
kuucapkan "terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati,
ijinkan aku membahagiakan Ibu...".

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, Ibu... Aku
masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti
kebahagiaan buat Dirimu..
Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "aku
sayang padamu... ", namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan
rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah. Ayo kita
mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita ... Ibu dan ayah walau
mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.

Wallaahua'lam

"Ya Allah,cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu..."
dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul
khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia
menyayangi aku selagi aku kecil"

"Titip Ibuku ya Allah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar