Pagi itu udara Nampak dingin menusuk tulang
rusuk ku.. aku hari ini sedang berlibur di desa paman dan bibi ku.. desa
yang sangat asri, Nampak di balik desa terlihat deretan gunung yang
indah.. seperti berada di green land rasa nya.. hehehe..
Perkenalkan aku stevan. Aku dari kota.. kebetulan sudah sa’at nya libur kuliah.. dan aku lebih memiih suasana pedesa’an
di banding mall.. rasa nya banyak berubah dengan pedesa’an di mana aku
lahir ini.. Nampak pengaruh kota sudah banyak memasuki areal pedesaan
ini.. di lihat dari segi transportasi nya. Semenjak aku pindah ke kota,
aku selalu merindukan suasana damai tanpa sesak nya asap kendara’an
bermotor dan riuh nya jalan-jalan dengan kemacetan, aku sangat ingat di
kala ku masih kecil, setiap aku pergi ke sekolah aku selalu menaiki
delman pak darmin dengan teman-teman ku.. walaupun berdesak-desak kan
dengan sayuran yang di bawa pak darmin ke pasar, bagi kami tak ada
masalah.. apalagi di sa’at teman ku warto terjatuh dari delman pak
darmin karena ia mengantuk.. rasa nya aku seperti orang gila cengar
cengir sendiri mengenang masa kecil ku..
Sejenak aku tersadarkan
dari khayal ku yang merawang ke sana ke mari.. Fiuuhhh.. aku menghela
nafas dalam-dalam.. sudah lebih 5 jam aku di dalam mobil.. ku lihat jam
tangan ku sejenak.. Nampak jam masih merekat pada angka 4 pagi.. aku dan
keluarga sengaja berangkat lebih awal karena jika terlambat sedikit
saja macet mengepung mobil kami.. ini lah kota.. beda dengan pedesa’an..
ku lirik jok belakang Nampak wajah adik dan ibu ku sedang terlelap
dalam buai angin pagi yang sangat dingin.. ku keluar kan slembar sarung
dari dalam tas ku.. aku kasihan melihat adik dan ibu ku kedingininan..
ku rapat kan sarung itu ke badan mereka, Nampak tubuh mereka merespon
sarung yang aku berikan, seperti nya dapat mengurangi rasa dingin udara
pagi..
Ku lirik ayah di samping ku, mata nya terpaku pada jalan
yang kami tempuh.. samar-samar ku lihat wajah ayah dari sorot lampu
jalanan, Nampak beliau kelelahan menyetir.. aku ingin menggantikan
posisi nya tapi ayah menahan ku dengan alas an ia masih kuat menyetir..
sorot mata ku pun beralih keluar jendela mobil, di luar masih sangat
sepi, Nampak hanya deretan pohon-pohon yang di basahi embun pagi dan
segelintir petani dengan kerbau nya.. tak puas rasa nya mta memandang
dari dalam mobil.. ku buka perlahan kaca jendela mobil, Nampak raut
senyum petani itu kepada ku.. aku pun membalas senyum ku pada petani
itu..sungguh ramah orang-orang di desa ini fikir ku..
Tak
terasa kami sudah melewati perbatasan kota, sedikit lagi kami sampai di
desa.. tak sabar rasa nya aku ingin merebah kan diri di tilam.. aku
tersentak membuyarkan lamunan ku, mobil kami berhenti di sebuah surau..
ku lirik lagi jam tangan ku.. hampir jam 5 pagi.. aku pun membangun kan
ibu dan adik ku untuk bergegas mengambil air wudhu.. ayah Nampak nya
sudah tak asing lagi dengan surau ini.. beliau berjalan lebih awal
meninggalkan kami.. adazan sudah berkumandang, shalat berjama’ah dengan
khusyuk kami laksanakan, oh tuhan betapa tentram jiwa ini.. gumam ku
dalam hati.. namun ketika di teras surau, aku di kejut kan dengan
seorang lelaki tua yang sangat dekil dan penuh debu, Nampak nya ia ingin
melaksanakan shalat subuh juga di surau ini, ia membawa sebuah gerobak
yang mungkin sudah tidak layak pakai lagi namun terlihat masih kuat.
Bapak tua itu melayang kan senyuman nya pada ku.. aku tersentak kaget,
dan ku coba membalas nya, namun bapak tua itu sudah memasuki surau, aku
menaruh belas kasihan pada bapak itu.. tiba-tiba ayah membunyikan
klakson mobil dan itu membuat ku kaget.. segera ku pasang sepatu ku dan
dengan cepat ber lari kea rah mobil..
Singkat cerita, aku sudah
tiba di rumah paman dan bibi ku, terobati sudah rasa rindu ku slama
ini.. banyak cerita yang kami bagi.. begitu pula mereka.. di hari
berikut nya, aku bangun pagi-pagi sekali, aku memang berniat pada hari
ini untuk jalan-jalan mengitari desa yang membesarkan ku, aku pun pamit
pada orang tua dan paman bibi ku.. huuuffttt.. sangat asri desa ini..
aku mengagumi keindahan di setiap perjalanan ku.. tak terasa matahari
Nampak muncul dari balik pegunungan sana.. ohh betapa indah nya tuhan..
sejenak aku menghentikan kaki ku.. lama ku nikmati pemandangan desa ku..
aku tak sadar sudah berapa lama aku berkeliling.. ku lihat jam tangan
ku.. Nampak waktu sudah beranjak jam 07.38 pagi.. perut ku Nampak
keroncongan tanda rasa lapar itu menagih di isi.. langsung saja aku
berlari dari tempat ku tadi, dan bergegas mencari warung makan ter
dekat..
Akhir nya sampailah aku di sebuah warung makan di
pinggir jalan setapak.. tak Nampak satu orang pun di dalam nya.. yang
ku temui hanyalah ibu penjual nya yang sedang membuka barang dagangan
nya.. maklum saja masih pagi fikir ku.. “bu.. boleh aku pesan nasi sama
lalapan plus ikan goring dan sambal nya” Tanya ku singkat.. ibu penjual
itu pun menjawab” iya den.. tunggu sebentar ya den..” aku memang suka
makanan berbau pedesa’an, karena itu makanan favorit ku dari kecil..
lama aku menunggu ibu punjual itu.. iseng-iseng aku membuka akun
facebook ku lewat handphone genggam ku, Cuma sekedar say hello pada
teman-teman ku di kota.. asyik aku melihat layar handphone ku, aku di
kejutkan dengan sosok yang masuk ke dalam tenda warung makan itu.. wajah
nya sudah tak asing lagi bagi ku, dia bapak tua yang ku temui di surau
tempo hari.. kembali dia melayangkan senyum nya pada ku..dan spontan aku
membalas nya.. “ ini den makanan nya.. monggo den “ aku tersentak
dengan kehadiran ibu penjual tadi tak sempat aku membalas perkata’an nya
ibu itu pergi menemui bapak itu tadi.. Nampak bapak tua itu juga
memesan nasi.. sambil ku santap makanan ku, samar-samar ku dengar bapak
itu memesan makanan, segera ibu penjual itu kembali menyiapkan makanan
untuk bapak itu.. aku heran kenapa bapak itu memesan dua porsi nasi,
sejenak ku lirik ke luar tenda, betapa terkejut nya aku, di dalam
gerobak yang bapak itu bawa Nampak seorang ibu dan anak perempuan yang
lucu sedang bercanda, sambil membereskan Koran-koran di dalam nya..
betapa bahagia nya fikir ku keluarga kecil ini.. tak terasa nasi di
piring ku sudah selesai, hujan pun perlahan turun di luar sana.. aku
tertahan di dalam warung itu..ku lihat kembali ke arah mereka.. Nampak
bapak tua itu keluar tenda memanggil anak dan istri nya.. seperti nya
makanan yang di pesan sudah di hidangkan.. aku pun belum beranjak dari
tempat ku, aku masih penasaran dengan keluarga kecil ini..
Ku lihat
sesekali Nampak raut senyum bahagia di bibir mungil nya.. dan sangat
menikamati ayam goreng yang ia makan dengan lahap….
Aku pun
mulai merasa bosan dan beranjak pergi menemui ibu penjual itu untuk
membayar makanan ku.. ada sesuatu yang menarik pandangan ku ketika aku
melewati meja mereka.. ternyata yang menikmati makana itu Cuma ibu dan
anak nya saja..ku perhatikan wajah sang ayah walau tampak lemah, lelah,
dan lapar aku melihat goretan senyum bahagia di wajah nya.. Nampak pipi
nya yang keriput tertarik oleh senyum di bibir nya.. dan yang ku
takjubkan ketika aku mendengar bapak itu berkata “ makan yang puas nak..
ini adalah hari dimana kau lahir.. bapak senang bisa membahagiakan
kalian, walau hanya dengan sepiring nasi..” kata bapak itu menahan air
mata nya melihat putrid makan dengan lahap.. ya Allah….!!!!! Batin ku
terguncang mendengar nya, aku tahu tangis itu tangis bahagia dari
seorang bapak”... aku ter haru melihat keluarga kecil ini.. di
keterbatasan nya sebagai pemulung, bapak tua itu masih ingat merayakan
hari ulang tahun anaknya dengan memberikan ayam goreng di warung
pinggir jalan untuk menghadiahi putri nya.. segera aku membayar sebelum
air mata ini tumpah, dan dengan nada berbisik ku katakana “bu tagihan
makanan bapak itu biar saya yang bayar, dan tolong tambahkan lagi ayam
goreng serta nasi nya bu.”
Dan aku pun ber lalu dari hadapan
mereka.. pelajaran berharga yang dapat aku ambil dari mereka.. “TUHAN
SELALU MEMBERIKAN HAL YANG TERBAIK UNTUK KU.. AKU YANG TERBIASA DENGAN
MAKANAN PIZZA, SUSHI, Mc DONALD, DAN SEBAGAI NYA, SUNGGUH TAK PANTAS AKU
MENGELUH PADA TUHAN, MELIHAT MEREKA YANG MAKAN HANYA DENGAN AYAM GORENG
YANG MUNGKIN BAGI KU BIASA, NAMUN BAGI MEREKA MAKANAN ITU ADALAH
MAKANAN MEWAH.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar